Minggu, 08 Desember 2013
Jumat, 06 Desember 2013
Jika Dia Mencintaimu
Pepohonan
yang rindang adalah saksi bisu. Nyiur dan sepoi angin berkolaborasi dengan
kegelisahan hati. Seakan pedang panjang yang menusuk dengan kencang tertancap
di sanubari. Perjuangan mulai goyah, rapuh tanpa henti. Diam mencekek lidah.
Hening sesaat. Ada beberapa bangku kosong ditaman yang tertata dengan indah,
namun tidak seperti hatinya saat itu. Gilang Saputra yang biasa di sapa Gilang,
sedang duduk dengan seorang gadis berkerudung, sepertinya mereka sedang ada
sedikit masalah. Yuliana emang type gadis
yang sudah berhijab sejak ia duduk di bangku SMP. Hingga lulus kuliah makin
manis, modis dan modern dengan gaya
hijabnya sekarang. Liana ini dikenal sebagai type cewe yang sedikit cemburu. Bahkan pacarnya,
yang bercanda dengan sepupunya masih sempat ia hadirkan kecemburuan.
Seperti yang pernah dia bilang “aku
orangnya cemburuan, kalo tidak cemburu, artinya tidak sayang dan tidak cinta.
Justru aku cemburu karena aku sayang dan aku cinta sama kamu”.
Kaku
ataukah cemen mengakui kesalahan? Atau takut dianggap laki-laki pecundang?
Entah apa yang membuatnya diam seribu bahasa saat ia di lontarkan pertanyaan
oleh Liana. Pacarnya sendiri. “ada
hubungan apa kamu sama imah? Di twitter kok seperti itu bahasanya? Di facebook
ganjen-ganjenan, Trus yang di Instagram kenapa ada foto kalian berdua? Coba
kamu jelaskan yang...! trus kata teman kamu, BBM, WeChat, Whats’up kamu pasti
ada cewe itu” dengan penekanan nada sedikit emosi. Apa yang harus di
jelaskan oleh Gilang, sementara tuduhan itu emang iya adanya.
“aku hanya bercanda doang sayang. Maafin aku
yah. :’( “ Gilang mulai mengklarifikasi.
“aku bingung sama kamu, kenapa kamu gak
pernah melihat dan menghargai aku sedikit pun!, aku sayang sama kamu, bahkan
lebih dari yang kamu tahu. Aku sudah membuka lembaran baru dalam harian ku,
semuanya tentang kamu. Aku takut lembaran itu akan kusam dan luntur oleh sikap
kamu seperti ini yang!”
“iya sayang, aku tahu aku salah. Aku
laki-laki bodoh. Maafkan aku yahh!!!” dengan suara meratap dan mata mulai
berkaca.
“ibarat paku. Setiap kali kamu hianatin aku,
kamu tancapkan paku di hati aku. Setiap kali kamu minta maaf, kamu cabut
pakunya. Memang pakunya sudah tiada, tapi bekas tancapan pakunya membekas.
Sebelum kamu minta maaf aku udah maafin. Tapi kepercayaan aku yang mulai
menipis”
Hening.
Hanya menunduk dan diam yang bisa ia lakukan, “aku benar-benar menyesal. Itu semua hanya sebatas candaan aja, gak
lebih. Sekali lagi aku minta maaf yaa” sembari memegang tangan Liana. “Apa yang harus aku lakukan supaya kamu
benar-benar maafin aku dan percaya lagi sama aku?”
“Aku gak minta lebih dari kamu, aku juga gak
menuntut kamu harus seperti ini dan seperti itu. Tolooong. Tolong hargai aku,
jaga sikap kamu. Tapi kalo kamu gak mau / gak bisa, terserah kamu ayang, aku
sudah lelah” tak terasa pipi mungilnya basah.
“aku mau janjiin sesuatu sama kamu, ini
adalah hal yang pertama dan terakhir kali aku bercanda seperti ini. Aku memang
bukan pacar yang sempurna, aku sering nyakitin kamu, sering buat kamu kecewa,
kesal bahkan sampai kamu marah. Aku hanya ingin belajar mendekati kesempurnaan
itu. But, I Need You. Aku butuh kamu, supaya aku bisa belajar dengan ikhlas.
Aku sayang sama kamu” baru kali ini ia menangis tanpa malu.
“Aku juga sayang kamu ayang. Jangan pernah
seperti ini lagi.”
Pepohonan
yang rimbun, enggan menyapa dua mahluk bumi itu yang sedang di landa asmara.
Angin sepoi segera menyegarkan. Yaa masih bisa di bilang kesetiaan dan
kepercayaan yang menjadi pondasi utama untuk suatu hubungan. Tidak ada orang
ketiga yang bisa masuk bahkan orang ke-empat-pun bagaikan segelas air dilautan.
Tidak berarti. Jika saling menjaga
perasaan satu sama lain.
Jangan
pernah kalian lari dari masalah, hadapi dengan tenang. Masalah sebesar apapun, pasti ada solusinya, cuman kita saja
yang kurang yakin dengan solusi tersebut. Jika
dia mencintaimu jawaban mereka pasti akan lebih indah dari yang kalian
bayangkan. Lakukan yang terbaik dan jujurlah pada diri sendiri walau
menyakitkan. Jangan biarkan keraguan menghalangi langkahmu, dalam upaya
mewujudkan mimpi. Kebahagiaan tidak akan kamu dapatkan jika kamu ragu. Saya rasa
suatu hubungan seperti tadi, akan merasakan kemesraan tersendiri jika adanya
suatu masalah yang menyelimuti. Karena masalah itu lah yang akan menguji
kesetiaan cinta. Mungkin.
Jumat, 22 November 2013
DANA MBOJO, DANA MBARI
Dana Mbojo, Dana Mbari
Dana Mbojo tanah keramat
Tiap inci tanah keramat dijaga para penunggu
Harimau yang menginjak Dana Mbari akan berubah menjadi Domba
Dana Mbojo tanah bertuah
Seluruh penghuninya berdarah Ksatria
Jagoan dan Ksatria ditanah keramat lugu-lugu dan sederhana
Kebaikan dan kesederhanaan sering disalah tafsirkan
Tanah Bima tanah tua
Orang-orang yang berniat busuk pasti celaka
Di Dana Mbari segala yang tersembunyi akan terkuak lewat isyarat air, angin dan api
Penipu, pecundang, penghianat, pembohong, dan koruptor pasti merana
Negeri ini bukan sembarang negeri
Bungkus kelicikan serapi-rapinya
Siasati konspirasi selihai-lihainya
Tapi ingat, Roh tanah ini akan mengejar hingga ke neraka
Dana Mbojo berselendang akhlak, Berkerudung kebaikan
Seperti wanita agung yang terlindung rimpu dan kain jilbab
Manusianya menghargai keringat, senang bekerja keras dan rendah hati
Seperti para lelakinya yang tak mudah menyerah
Dana Mbari bernafaskan akhlak dan bernadi moral
Udara, air dan apinya milik kebaikan
Menolak kekotoran dan niat buruk
Darah kotor para penjahat,
Arwah para pengkhianat tak diterima di tanah ini
Tanah kita meranggas berselimut kemarahan
Penghuninya tak lagi mengindahkan sesama
Tercemar udara dan hasad kedengkian
Keringat, air mata dan derita nurani tercampakan
Negeri ini Tanah sederhana
Tak butuh orang-orang yang gila kursi dan menumpuk harta
Tak memerlukan mereka yang sombong dan omong kosong
Negeri ini tak butuh pembual
Anak-anak negeri hilang kendali
Generasinya kebimbangan habis teladan
Terbantai kupon putih dan pil anjing
Virus ganas yang ditinggalkan para pendurhaka
Hanguskan syaraf mereka
Dengan minuman keras dan narkotika
Adik-adikku kehilangan jejak
Kata-kata keramat tercemarkan, digadai dan dilelang dimimbar-mimbar
Generasiku kebingungan gelisah
Akibat itikad politik yang serakah
Tak bersendi akhlak kebaikan
Kakakku tak mensyukuri nikmat
Rejeki dihamburkan dimeja judi
Menghiasi diri dengan barang mewah
Membiarkan tetangganya kelaparan
Membiarkan kaum kerabat hidup dan mati sengsara
Abang-abangku tak belajar dari musibah
Frustasi menghancurkan diri memamah racun
Anjuran bersabar sering tak dihiraukan
syarat alam dianggap cemoohan
Kita lupa apa dan siapa kita
Wajah kita dicermin hati tak lagi kita kenali
Kita lupa dimana kita berasal
Lupa alam kekal yang akan dituju
Wajah-wajah legam terbakar nafsu
Melupakan tetuah tempat berasal
Tengok anak-anak kita ngebut-ngebutan
Melupakan buku-buku, sebab ijasah sarjana diperjual belikan
Masalah gelar urusan rupiah
Mencari kerja pakai ongkos
Anak-anak frustasi tak bisa berbangga
Sebab tak dididik menghargai kwalitas
Bertebaran saling menggertak
Lihat mereka yang dimerk dengan tattoo
Kupingnya bocor ditusuk anting
Ibunya terjerat rentenir
Adik-adiknya yang belum tamat SMU dihamili pendatang
Ayahnya mampus kecanduan alcohol
Kakaknya masuk bui mencuri ayam
Dipinggangnya terselip belati, tak tahu mana kawan mana lawannya.
Dunia tak ramah lagi
Wabah duka bersetubuh dengan awan
Senyum ceria generasi Mbojo berpindah pada iklan dan film sampah ditelevisi
Canda cerianya terbawa angina menjadi rumus untuk menghitung lottere
Pengangguran menindih, makin banyak alasan untuk halalkan segala cara
Kita tak hendak menjadi anak-anak durhaka
Tidak pada ayah dan bunda
Kita tak hendak menjadi adik-adik yang durhaka
Tidak pada abang-abang dan kaum kerabat
Tapi tolong
Ajari kami bermain bersama
Sebab kami tak mungkin tumbuh tanpa akar
Lihat abang-abang kita menggadai pegunungan
Menjual hutan, melelang generasi dan tanah pusaka untuk mobil rongsokan
Lihat mereka mengendarai mayat-mayat generasi
Menjujung benda-benda
Bersilat lidah campakan nurani
Untuk kepentingan jangka pendek
Melelang akidah, diadu domba oleh alasan kerjasama dengan antek-antek imperalis
Lihat mata anak-anak yang silau terkubur iklan
Tergoda program televise
Tak mengerti mana akarnya
Waktunya habis bersama benda elektronik
Ayahnya menghanguskan uang Negara
Putri-putrinya dihamili germo
Isyarat apa yang kamu dapatkan?
Apa yang sudah kita pahami?
Mereka tak berkemudi, Tuan
Tak punya contoh linglung
Remuk tak berbentuk akibat ulah kita
Dana Mbojo Dana Mbari
Dana Mbojo Tanah Keramat
Dana Mbojo tanah tua
Dana Mbojo tanah bertuah
Anak-anak tanah tua saling membantai karena kampungnya dibatasi parit
Anak-anak tanah tua saling memamah akibat dusunya berbeda nama
Burung-burung bangkai membagikan uang dari luar negeri hingga ke desa-desa
Nyamuk, kutu busuk, kecoak, lalat tertawa kecikikan
Coba kamu lihat nenek tua yang membawa cucunya depan bangunan yang ia tak kenali
Membungkuk minta uang
Katanya ada bantuan luar negeri
Tak kenal siapa ayah dan ibu angkat cucunya
Mulutnya yang berbau sirih tak dapat menyebut nama asing
Generasiku diterpa badai tiada henti
Tak habis-habis dihasud dan dikebiri
Tetapi malah kamu sibuk menjilat
Menggonggong rebut proyek dan jabatan
Hitung mereka yang keluar barisan!!!
Hitung mereka yang akan keluar barisan !!!
Tanah Bima bunda abadi
Anak-anaknya malu berjalan kaki
Gengsi bersepeda
Berdesakkan dijalan raya menggadai nyawa
Untuk sepotong sanjungan
Adik-adikku malu apa adanya
Digiring keluar kota
Menembus bensin dan sadel dengan darah perawan
Membayar gengsi dengan iman
Dana Mbojo dana Mbari..Dana Mbojo Dana Na mbari..
Nenti kacia....lailahaillallah muhammad darrasulullah...
Langganan:
Postingan (Atom)