Minggu, 24 Maret 2013

Aku Adalah Bilangan Prima





Aku
Aku adalah bilangan prima yang tak cukup di bagi 2
Sebait kalimat ucapanmu menusuk kalbu
Diriku akan selalu tegar sepertimu
Yaitu seperti kalimat yang kau muntahkan begitu saja
Ilmu yang kau tuturkan seperti kelambu yang menyelubungi jiwa dari para muridmu
Seperti pedang yang selalu melindungiku saat berperang dari maut
Ku simpan rapat-rapat dalam relungan kalbu
Aku
Akan menyelami dunia samudramu, dimana kau tepatkan ilmu itu
Memasuki gerbang samudramu, hingga arus ingin menerobos tubuh ini
Dalam dunia samudramu,
Aku akan hidup bagaikan kaktus yang masih bertahan di padang pasir
Aku akan mendengarkan cerita kehidupanmu laksana pantai mendengarkan kisah-kisah gelombang
Aku akan merabanya seperti orang buta yang menggapai langkahnya
Aku akan menyanyikan namamu, bagaikan kicau burung di pagi buta yang member semangat untuk hari baru.
Sebagaimana padang pasir yang haus akan hujan
Sebagaimana pelangi yang merindukan mentari disaat gerimis berhamburan
Juga seperti alunan melodi yang keluar dari petikan gitar
Aku, akan menjadi bilangan itu, karena kau telah memberiku segenggam ilmu” wahai Sang Idola, Wahai Sang Guruku...!









Senin, 18 Maret 2013

Mengenal Silsilah Raja Bima



MENGENAL SILSILAH RAJA BIMA / MBOJO

Istana / Asi Sultan Bima Yang Lama

Dalam sejarah Bima disebutkan bahwa kerajaan Bima dahulu terpecah –pecah dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing dipimpin oleh Ncuhi. Ada lima Ncuhi yang menguasai lima wilayah yaitu :
1. Ncuhi Dara, memegang kekuasaan wilayah Bima Tengah
2. Ncuhi Parewa, memegang kekuasaan wilayah Bima Selatan
3. Ncuhi Padolo, memegang kekuasaan wilayah Bima Barat
4. Ncuhi Banggapupa, memegang kekuasaan wilayah Bima Utara
5. Ncuhi Dorowani, memegang kekuasaan wilayah Bima Timur.

Kelima Ncuhi ini hidup berdampingan secara damai, saling hormat menghormati dan selalu mengadakan musyawarah mufakat bila ada sesuatu yang menyangkut kepentingan bersama. Dari kelima Ncuhi tersebut, yang bertindak selaku pemimpin dari Ncuhi lainnya adalah Ncuhi Dara.

Pada masa-masa berikutnya, para Ncuhi ini dipersatukan oleh seorang utusan yang berasal dari Jawa. Menurut legenda yang dipercaya secara turun temurun oleh masyarakat Bima. Cikal bakal Kerajaan Bima adalah Maharaja Pandu Dewata yang mempunyai 5 orang putra yaitu : (1) Darmawangsa (2) Sang Bima (3) Sang Arjuna (4) Sang Kula (5) Sang Dewa. Salah seorang dari lima bersaudara ini yakni Sang Bima berlayar ke arah timur dan mendarat disebuah pulau kecil disebelah utara Kecamatan Sanggar yang bernama Satonda.
Sang Bima inilah yang mempersatukan kelima Ncuhi dalam satu kerajaan yakni Kerajaan Bima, dan Sang Bima sebagai raja pertama bergelar Sangaji. Sejak saat itulah Bima menjadi sebuah kerajaan yang berdasarkan Hadat, dan saat itu pulalah Hadat Kerajaan Bima ditetapkan berlaku bagi seluruh rakyat tanpa kecuali. Hadat ini berlaku terus menerus dan mengalami perubahan pada masa pemerintahan raja Mawa’a Bilmana.

Setelah menanamkan sendi-sendi dasar pemerintahan berdasarkan Hadat, Sang Bima meninggalkan Kerajaan Bima menuju timur, tahta kerajaan selanjutnya diserahkan kepada Ncuhi Dara hingga putra Sang Bima yang bernama Indra Zamrud sebagai pewaris tahta datang kembali ke Bima pada abad XIV/ XV. Raja Bima pertama yang dikenal dengan dewa yang terbit dari dalam potu (bambu Petung) digelar Maharaja Indra Zamrut.

Dewa Indra Zamrut mempunyai dua orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Salah satu anaknya diangkat menjadi Raja Bima dengan gelar Batara Bima. Batara Bima mempunyai lima orang anak yaitu anak laki-laki pertama diangkat menjadi raja ditanah Dompu, anak laki-laki kedua diangkat menjadi raja ditanah Bolo, anak laki-laki ketiga karena tiada lagi negeri tempat naik kerajaan, beliau berkedudukan di waki, ialah pemegang tempat keramat yaitu Parafu Kini dan Parafu Kalingi dan Uma Kimbi (rumah tempat roh) dan Uma Rafu (rumah tempat pemujaan). Anak laki-laki keempat diangkat menjadi Raja di Tanah Bima dengan gelar dan kedudukan Bata Parapanti sedangkan anak perempaun kelima dibuat bini oleh saudarannya.

Dewa Bata Parapati mempunyai empat orang anak yaitu dua orang laki-laki dan dua orang perempuan. Anak pertama laki-laki berkedudukan pada Asi Kalende, memang Bicara dalam tanah Bima. Sedangkan yang naik menjadi Raja Bima anak ketiga laki-laki yang digelar Dewa yang pergi ke Majapahit, yang berkedudukan dalam Bata Ncandi.

Dewa dalam Bata Candi mempunyai anak empat orang, salah satu anak laki-laki pertamanya diangkat menjadi raja Bima digelarkan Nggampo Jawa berkedudukan dalam Bata Baharu. Isteri Dewa Nggampo Jawa adalah saudaranya sendiri yang menetukan dan mendirikan segala Jeneli (Gubenur), tureli (Menteri), bumi (Perwakilan Daerah) Jena (wakil bumi), Nentirasa (kepala Dusun) dan patarasa (Kepala Dusun). Raja Nggampo Jawa tidak mempunyai anak, setelah meninggal, isterinya menikah lagi dengan Dewa Yang Nyata Saruhu. Dewa Yang Nyata Saruhu inilah mengantikan Raja Ngampo Jawa sebagai Raja Bima.

Open it for Bima

Sabtu, 16 Maret 2013

Touring Puncak (saveBima)



Liputan acara touring  to puncak

Kegiatan ini di maksudkan untuk memberikan kegiatan positif yang dilakukan oleh teman – teman Bima yang berada di Jakarta, yang kebetulan bergabung dengan komunitas kecil yang kami rangkum, yaitu kami membahas tentang kebudayaan bima dan adat bima yang mungkin mulai memudar di mata remaja saat kini. Kami menamakan “saveBima” sebagai nama komunitas yang kami jalankan pada saat ini. Acara touring ini pada tanggal 3 – 4 Desember 2011 lalu. Kegiatan ini dilakukan bukan semata untuk jalan-jalan ke Puncak, melainkan membahas program kerja dan beberapa kegiatan positif yang akan kami lakukan sebagai komunitas Bima ini, dalam berkecimpung dengan komunitas Bima lainnya yang lebih berpengalaman.



Diskusi yang di mulai sejak pukul 8 malam ini sangat memberikan arti buat kami. Di mulai dari perkenalan satu persatu sampai ke makan malam dengan menggunakan doco fo’o dan uta karamba sambil di iringi lagu Bima, membuat suasana malam tersebut memberikan kesan yang berarti. Walaupun berada di kota orang (Jakarta) kami tetap bisa menikmati kebersamaan seperti halnya waktu di kampung (Bima).
Beberapa simpatisan saveBima (Bang One) sapaan akrab yang kami sebut untuk beliau. Beliau sangat mendukung pola kerja dan mampu menjadi orang tua yang baik untuk saveBima sendiri. Tidak hanya materi, yang beliau sumbangsih kepada kami, namun, tenaga dan pemikiran beliau juga disumbangkan untuk mencapai target, bahwa kami (saveBima) harus maju dan harus bisa berdiri sendiri dan bisa membanggakan nama Bangsa Indonesia khususnya daerah Bima kami tercinta.

Di pagi harinya di adakan games seru. Yang berfungsi untuk lebih mengakrabkan tiap – tiap anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. Ada beberapa games yang kami persiapkan, mulai dari game yang kering – basah sampai ketemu kering lagi kami lalu sampai siang. Di harapkan games-games ini dapat memberikan pengembangan diri yang lebih baik pula untuk seluruh anggota yang bergabung di saveBima pada saat acara ‘touring to puncak’ lalu.