Aku
“Aku adalah
bilangan prima yang tak cukup di bagi 2”
Sebait kalimat ucapanmu menusuk kalbu
Diriku akan selalu tegar sepertimu
Yaitu seperti kalimat yang kau muntahkan begitu saja
Ilmu yang kau tuturkan seperti kelambu yang menyelubungi
jiwa dari para muridmu
Seperti pedang yang selalu melindungiku saat
berperang dari maut
Ku simpan rapat-rapat dalam relungan kalbu
Aku
Akan menyelami dunia samudramu, dimana kau tepatkan ilmu
itu
Memasuki gerbang samudramu, hingga arus ingin
menerobos tubuh ini
Dalam dunia samudramu,
Aku akan hidup bagaikan kaktus yang masih bertahan
di padang pasir
Aku akan mendengarkan cerita kehidupanmu laksana pantai
mendengarkan kisah-kisah gelombang
Aku akan merabanya seperti orang buta yang menggapai
langkahnya
Aku akan menyanyikan namamu, bagaikan kicau burung
di pagi buta yang member semangat untuk hari baru.
Sebagaimana padang pasir yang haus akan hujan
Sebagaimana pelangi yang merindukan mentari disaat
gerimis berhamburan
Juga seperti alunan melodi yang keluar dari petikan
gitar
“Aku, akan
menjadi bilangan itu, karena kau telah memberiku segenggam ilmu” wahai Sang
Idola, Wahai Sang Guruku...!