Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Agustus 2015

Aku adalah hujan


“Aku adalah hujan, jika kau tak suka silahkan berteduh” sebait kalimat ini adalah sebagai pembuka obrolan. Obrolan yang menguak kisah. Entah kapan seseorang mulai berpikir seperti itu, entah siapa yang di tujukan nya. Saya tidak tahu, yang saya tahu hujan terkadang bisa membuat kita sakit (demam). Hujan itu indah, kiriman sang pencipta sebagai sumber daya alam yang harus dimanfaatkan, jika berlebihan akan mendatangkan bencana. 

Iya, aku adalah hujan yang datang dengan segala pengharapan untuk melengkapi kekeringan bumi. Aku datang untuk menumbuhkan rumput yang entah setengah tahun mengering. Bahkan di lahap hawa panas mentari. Jika kau tak ingin sakit, segera berteduh. Tidak ku paksakan kau suka hujan. Kau masih punya payung.

Aku adalah hujan dengan sifat keras ku. Gerimis adalah kelembutanku. Dan aku akan sangat lembut jika pelangi ku ukir indah dengan cahaya yang membaur. Pelangi ku tidak akan muncul jika hujan terus deras. Ku biarkan diriku bebas hingga mentari dan mendung bergantian. Yah, aku benci payung, ia menghalangi ku untuk berkontak langsung dengan mu. Tapi kau sangat senang dengan payung.

Kamis, 09 Oktober 2014

Merindu

Langit membentang luas
Jagat raya menelan malam
Ku rindu suara merdu
Tenaga mendaki puncak rasa

Gelap ku telan mentah
Seakan mencekik sebelum lambung
Rindu memuntahkan rasa
Ingin bertemu disaat jauh

Ingin ku bunuh waktu
Hingga keadaan ku caci maki
Dalam sadar ku merindu
Diam tanpa arah

Dalam sadar ku merindu
Merintih hingga ku bayangkan
Wanita berjilbab di seberang sana
Hingga dalam sadar ku merindu

Suara merdu terbawa angin
Pejamkan mata, fatamorgana yang ku dapat
Rindu seperti seonggok kertas yang terbakar
Lalu jadi abu

Dalam sadar ku rindu
Diam pun ku rindu
Teriak ku rindu
Yaa... Aku sedang merindu

-Sonmax-

Rabu, 29 Januari 2014

Burung Daraku

Suatu ketika, ku hadapkan pada sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang sebenarnya simple, mudah, dan mendalam. Tapi bukan logika dan akal yang berbicara, melainkan hati dan perasaan. Bukan seperti pertanyaan-pertanyaan yang pada dasarnya bisa dimengerti oleh kebanyakan orang, tapi memang pertanyaan itu bukan pertanyaan yang biasa, misalnya satu regu team cerdas cermat yang sedang dihadapkan dengan pertanyaan Ilmu Sosial atau Ilmu Alam. Bukan. Bukan itu pertanyaan yang sedang ku hadapi sekarang ini.

Di ibarat peserta “wants to be a millioner” jika salah menjawab dan salah menafsirkan pertanyaan, ia tidak bisa lanjut ke babak berikutnya. Untuk bisa mengetahui kebenaran dari pertanyaan yang ku hadapi itu perlu bukti hati yang tulus dan bisa di terima oleh akal.

Jika pertanyaan itu ku lemparkan pada mu.
“kamu pilih yang mana...?”

Di kisah kan seperti burung dara. Burung dara yang cantik, manis, serta lembut mengisyaratkan sebagai sebuah pertanda bahwa kau ingin jawaban yang seperti itu.
-    Burung dara yang pertama, berasal dari tanah kelahiran mu, memiliki bulu yang halus, berwarna putih susu memiliki corak yang indah pada sayapnya, dan dia dambaan semua burung dara jantan lainnya.
-    Burung dara yang kedua, masih sama seperti burung dara pertama, hanya saja ia memiliki sayap yang bukan dari tanah kelahiranmu, dan dia pujaan semua burung dara jantan lainnya.
-    Sedangkan burung dara yang ketiga, berasal dari tanah seberang, yang mempunyai bulu yang halus, corak sayapnya penuh dengan warna. Indah dan damai jika di pandang. Dan dia pun pujaan burung dara jantan lainnya.

Itulah pernyataan yang harus ku hadapi ketika sepasang mata melirik membutuhkan jawabanku. “Ibu... akan ku segerakan bawa burung dara kepangkuanmu

Senin, 16 Desember 2013

Disaat keraguan muncul

Disaat keraguan muncul
Pegang tanganku dan jangan kau lepas
Disaat kau lepas
Aku yang mulai ragu
Percayalah suatu hari nanti
Ku bawakan sekuntum mawar
Yang tertulis nama kita
Disaat keraguan muncul
Sentulah bayangku dengan cintamu
Dan trus gapai ragaku
Jarak hanya sehelai daun yang jatuh
Dari pohon yang rindang
Disaat keraguan muncul
Genggam tanganku erat
Bahuku jadikan sandaran terakhirmu
Biarkan ku berhasil disini
Mencintaimu dari kejauhan adalah keindahan hati
Tak perlu ku umumkan
Kangenku setiap saat
Rinduku setiap hari
Disaat keraguan muncul
Ingat aku dalam benakmu
Genggamlah hatiku
Peluklah jiwaku
Rinduku milikmu seutuhnya


_SONMAX,ATILA_
13-12-13

Kamis, 19 September 2013

kangen itu masih ada

kangen itu masih ada...
menyelimuti dinding hati, di kala tak mampu ku raih tanganmu
kangen itu masih ada...
menyelinap masuk relung hati, hingga ku begitu merana

dan kangen itu masih ada...
masih tersisa dalam kalbukangen itu masih ada...
kangen ku tak tersisa


masih menunggu bayang mu dari kejauhan
dari hatiku yang terlalu merindu 
sekejap ku bertanya pada malam
titipkan rindu ini pada nya
ku ingin bercumbu walau dalam bayang

menyisahkan nama dan kenangan untuk dicerna
rinduku terlalu sederhana
hingga ia berkembang dan menjadi kangen yang masih tertinggal

kangen ku tak berbuah
yang menghasilkan warna yang indah dan ranum
kangen ku tak berumbi
yang menjalar kesetiap relung hati

dan kangen ku tak mampu ku tahan

Sabtu, 06 Juli 2013

Jauuuuh...!


Jika kau hinggap, ku akan menanti
Jika kau terbang, ku akan jauh melangkah
Melangkah bersama keping hati yang tlah kau pudarkan
Melangkah dalam kata untuk setiap jiwa
Padamu ku persembahkan senyum
Diri hina bagaikan dalam sebuah kata yang terukir mesra
Rangkaikan kata dalam mahligainya
Akuuu...

Jangan pernah kau bodohi
Jangan pernah permainkan
Karena hati ku ingin milikimu
Jika kau tidak,
Katakan dahulu jangan terlambat.

Kauuu
Pergilah bersama keinginanmu
Jauh dariku
Untuk pastikan bahwa aku baik-baik saja tanpa mu...

Minggu, 30 Juni 2013

Gerimis Memeram Tangis

Parasmu kandas
Pada hamparan kertas
Yang ku tulis tanggal sebelas
Hingga kenanganku tandas

Gerimis memeram tangis
Mengurut waktu
Hingga meninggalkan jejak
Tiap kali kau pergi

Jiwaku larut
Dalam lelehan lilin

Selalu ku tulis sajak
Antara kita
Kata-kata yang sama
Dalam barisan waktu

Gerimis memeram tangis
Tubuhmu beku dalam waktu
Senja menggulung kenangan
Sembunyikan parasmu
Dari bait-bait sajakku


~ Atila Sonmax ~

Benang Waktu

Kau rajut benang kusut
Hingga tak sampai pada tujuan
Waktu,
Langkah keruh selalu memilah takdir
Antara kesetiaan dan kesepian

Pasir yang tersingkir
Oleh badai ombak yang menangis
Menciptakan harmoni senja
Dikala bergelut dengan angan
Waktu
Berikan ku sedikit tempat

Seribu kalbu syahdu
Mengiringi ku dalam diam
Entah angan atau dingin angin
Hiasi lirih mimpimu

Kau berlalu
Tanpa kau tengokpun
Aku masih disini untuk menanti


~ Atila Sonmax ~

Sabtu, 15 Juni 2013

Kembali


Kala ku diam dalam sunyi
Hembusan angin meraba kedua mata yang terpejam
Membayangkan “dapatkah aku mencintaimu...?”
Sunyi menyapa ku dalam diam
Cinta...
Ku punya cara tersendiri untuk bercerita dalam cinta
Ceritaku indah, akan ku ceritakan pada kalian
Wahai mahluk lautan
Akan ku beritahukan bahwa ku mampu untuk bercerita
Sunyi ku berubah menjadi cerita terindah kala ku pandang
Jika kau ingin mengukur dalamnya lautan
Kau perlu menyelaminya hingga dasar
Kau akan tahu
Tapi ku tak mampu menyelami dasar itu
Karena terhalang oleh arus yang deras
Ku pilih kembali dan berhenti menyelam
Lautan mu terlalu dalam untuk ku selami

Senin, 27 Mei 2013

Aku Petang, Kau Remang

Waktu membikinku lalu dari senja
Ku hadirkan perkataan fajar
Lumatkan warna merah di bibir yang gelisah
Aku jadi petang sekarang
Kau selalu remang

Derap-derap langkah pada tanah
Di sayatan bibirmu mengulum duka arah
Aku bunga yang layu oleh waktu
Dapati rintihan luka
Bagai semut merah merayap
Aku tertindih tangan-tangan hampa

Aku jadi petang sekarang
Kau selalu remang

Aku kembang yang tak kuncup oleh waktu
Temui malam dengan sayatan duka
Arah angin membisik ku
Aku tertatih
Aku lumpuh dengan kata fajar ku
Yang ku hadiahkan dulu
Fajar hilang
Petang sirna

Dan kau masih remang

~ Atila Sonmax ~

Selasa, 07 Mei 2013

Bisu ku


Bisuku
Seperti cuaca yang tak mampu di prediksi
Jangan lagi pertanyakan jika ku tak bersuara

Bagaimana ku tak bersuara..?
Karena kau perintahkan diam

Siapakah bisuku..?
Bisuku adalah segenggam butiran debu yang tertiup angin dan hilang
Aku,,,
Hanya aku yang mengerti

Dengan siapa bisuku..?
Dengan bayangan semu yang tak pernah kau sentuh
Dengan tetesan air mata yang tak pernah kau sapu
Cerita bisuku tak cukup dalam lembaran tesis
Hanyak cukup kau pahami tanpa kau mengerti

Bisuku...
Adalah nyawa kedua yang tersusun rapi
Diatas difragma cinta yang mengenang
Jika belum memahamiku
Bisuku juga tak pernah terungkap.

ku simpan diam ku dalam kenangan indah...