Kamis, 19 September 2013

kangen itu masih ada

kangen itu masih ada...
menyelimuti dinding hati, di kala tak mampu ku raih tanganmu
kangen itu masih ada...
menyelinap masuk relung hati, hingga ku begitu merana

dan kangen itu masih ada...
masih tersisa dalam kalbukangen itu masih ada...
kangen ku tak tersisa


masih menunggu bayang mu dari kejauhan
dari hatiku yang terlalu merindu 
sekejap ku bertanya pada malam
titipkan rindu ini pada nya
ku ingin bercumbu walau dalam bayang

menyisahkan nama dan kenangan untuk dicerna
rinduku terlalu sederhana
hingga ia berkembang dan menjadi kangen yang masih tertinggal

kangen ku tak berbuah
yang menghasilkan warna yang indah dan ranum
kangen ku tak berumbi
yang menjalar kesetiap relung hati

dan kangen ku tak mampu ku tahan

Selasa, 03 September 2013

Sebut saja Keluarga

Wanita separuh baya itu duduk terdiam sendiri. Menunggu sesuatu yang datangmengingat masa mudanya...? Beliau keturunan jawa, Jogja, Gunung Kidul. Disanalah beliau menghabiskan masa kecilnya. Tapi dari dulu beliau tinggal di Jakarta. Meskipun keriput telah datang berkali-kali, ia tetap tersenyum. Senyuman hangat yang selalu melekat pada sudut bibinya. Senyuman itu selalu tulus untuk orang-orang disekitarnya.

Lastri adalah nama pemberian orang tua nya sejak 2 November 1969. Bagi gue, beliau adalah sosok ibu. Seperti ibuku sendiri yang ku anggap sejak 3 tahun silam. Bude, adalah nama panggilan yang kerap gue sebut untuk nama beliau. Mungkin karena beliau keturunan Jawa, oleh sebab itu dipanggilnya bude...? ataukah panggilan itu hanya ditujukan pada Ibu Lastri saja...? masih menjadi misteri tersendiri bagi gue. 3 tahun silam, gue ke Jakarta untuk menimba ilmu, dan bertemu dengan sosok peramah, baik, santun, dan suka menolong ini. Beliau mempunyai rasa empati dan loyalitas yang tinggi sama keluarga dan para tetangganya, bahkan orang yang baru dikenalnya.

Bude sudah gue anggap seperti ibu gue sendiri. Perhatian dan kasih sayangnya tak pernah sedikit yang beliau curahkan ke gue. Gue merasa seperti anaknya sendiri. Oh iya, bude gue ini mempunyai anak laki-laki semata wayang. Namanya Agus Diyanto. Jawa banget. Tentunya lahir pada bulan Agustus lah tentunya, pada tanggal 23. Gue sendiri memanggil namanya dengan sebutan bang agus atau mas agus. Karena umurnya sudah kepala 3 loh... Kayaknya sih, tapi gue belum tahu pasti umurnya sekarang berapa. Tinggal di Jawa yang kerap menggunakan bahasa Jawa adalah sudah hal yang lumrah. Tapi gue salut sama dia, dia bisa berbicara dan memahami bahasa Bima, bahasa daerah gue (seharusnya gak gue sebutin sih).

Bang Agus, sudah mempunyai istri namanya mbak yati (sorry, gak tahu nama aslinya). mereka menikah pada tahun 2012 kemaren, dan sekarang ini, mbak Yati sedang hamil tua loh, bentar lagi si cabang bayi akan melihat dunia. Mbak Yati ini juga orang Jawa. Anak semata wayang juga... Wahh, kayaknya mereka harus punya anak yang banyak deh, supaya neneknya tidak merasa kesepian...
hahaha...

Gue sangat berterima kasih banget sama keluarga ini. Inilah keluarga kecil yang selalu membuat gue lebih mengerti arti kehidupan, arti hidup mandiri...!


Mas Agus & Mbak Yati

Pakde, Agus, dan Bude

Pade dan Bude

Mbak Yati