kehidupan itu akan mengalir seperti air mengalir, kini tiba saatnya kita dan mereka untuk berjuang kearah yang dari awal kita capai dan kita inginkan. Kebanyakan orang beranggapan bahwa, sukses adalah suatu keadaan yang telah dinyatakan berhasil tanpa ada perjuangan.. Banyak orang-orang disekeliling gue mengganggapnya demikian. Sukses itu merupakan sebuah hasil yang dicapai, ber proses dan membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk meraihnya...
menjadi mahasiswa adalah keunikan tersendiri bagi gue khususnya, tak terpungkiri bagi bagi mahasiswa yang lain juga mempunyai ceritanya masing-masing dalam menjalankan roda kehidupan dunia kampus..
keunikan yang paling mendasar, terletak pada tingkat akhir dari proses perjuangan yaitu Karya Tulis Ilmiah (KTI), untuk Diploma 3.
Menentukan judul KTI adalah suatu tombak untuk mengarahkan kita pada sejauh mana kita mengerti dan mengenal apa yang kita tulis. Revisi judul. Belum di acc. dari judul yang diambil rencana penelitiannya bagaimana..? jadi, mencari judul harus lah yang kita pahami. sekarang lanjut ke BAB I dan BAB II, 2 minggu setelahnya, revisi. bolak balik mengunjungi pembimbing, mengotak-atik leptop sampai begoo. Cari daftar referensi sampai mabok, sampai menanyakan pada teman bagaimana ini bagaimana itu sampai gondok. Yang menjelaskan dan yang dijelaskan sama-sama tidak mengerti.
Nahh, sekarang sudah memasuki BAB III dan BAB IV. Yang sampelnya di Sekolah Dasar, harus berbondong-bondong ke tempat penelitiannya tersebut, membawa Surat Ijin Penelitian, dan meminta balasan bahwa telah melakukan penelitian di tempat tersebut. Mengunjungi tempat dosen, revisi salah Definisi Operasional, mencari metode penelitian. Ini lah bagian yang dikatakan unik sebagai mahasiswa tingkat Diploma. Terkadang gue sampai tidak tidur selama 2 hari. Cerita yang sama juga yang gue dapet dari teman-teman. Bahkan ada yang lebih parah. Ingin konsultasi, tapi dosen pembimbingnya tidak ada di tempat. Pokoknya masih banyak lagi cerita mereka.
BAB I sampai dengan BAB IV telah disetujui, barulah maju untuk mempertanggung jawabkan apa yang kita tulis yaitu berupa ujian Proposal. Ujian ini terkadang membuat salah satu teman gue (Sebut saja inisialnya Wahidin Aji Saputra, Lengkapnya WAS) *Kebalik yaaa. merasa galau dengan proposal yang di buatnya. Saat konsul, pembimbing sudah fix dengan judul dan tempat penelitiannya, tapi setelah di presentasikan semuanya di ganti. dari judul, tempat penelitian, bahkan sampai daftar referensi yang tlah di carinya itu percuma. Merasa diasingkan, diabaikan, dilecehkan, sampai dia ingin bunuh diri. (Waoww... boong dikit deh) Dia cerita ke gue sih gituuu, tapi kenyataannya gak seburuk apa yang gue tangkap dari ceritanya.
Saat gue maju ujian proposal, itu adalah hal yang paling bodoh yang gue lakukan. malam sebelumnya, gue harus mengejar target untuk membuat Powerpoint untuk presentasi keesokan harinya. Dengan tenang dan damai dikamar yang remang-remang gue duduk sendirian dengan netbook gue yang imut. Dengan bangga di powerpoint gue, gue muat beberapa animasi-animasi gambar bergerak yang lucu lah pastinya, ada kelelawar terbang, tikus yg kejar-kejaran, gajah goyang, gagak bernyanyi dan ular berjalan. Karena gue mendapatkan jadwal yang paling terakhir. Tujuan gue sih biar pembimbing dan penguji tidak merasa bosan dengan pemaparan gue. Tibalah saatnya giliran gue, dengan gagah dan berkarismatik (pendapat gue sendiri) membuka presentasi tersebut. Saat di mulai slide show sampai end show. Para pembimbing dan penguji proposal gue rupanya terlihat senang dan gembira dengan hasil pemaparan gue. Tentunya gue senang banget donkkk. Gueee gituuu lohh.
Rata-rata pembimbing dan penguji gue. memberikan komentar yang sama, yaitu tentang tampilan slide. "semuanya kamu sudah bagus, tapi kenapa harus ada kebun binatangnya di proposal kamu, memangnya yang mau kamu teliti kebun binatang...?"
MALUUUUUUUUUUU... Gue teriak dalam hati gue sambil tersenyum gak jelas. GAK LAGI GUE MAKE ANIMASI-ANIMASI. Dan sampai saat ini gue kaburrrrr...
BAB V dan BAB VI akan menyusul setelah penelitian di lakukan...
So, To be Continue
menjadi mahasiswa adalah keunikan tersendiri bagi gue khususnya, tak terpungkiri bagi bagi mahasiswa yang lain juga mempunyai ceritanya masing-masing dalam menjalankan roda kehidupan dunia kampus..
keunikan yang paling mendasar, terletak pada tingkat akhir dari proses perjuangan yaitu Karya Tulis Ilmiah (KTI), untuk Diploma 3.
Menentukan judul KTI adalah suatu tombak untuk mengarahkan kita pada sejauh mana kita mengerti dan mengenal apa yang kita tulis. Revisi judul. Belum di acc. dari judul yang diambil rencana penelitiannya bagaimana..? jadi, mencari judul harus lah yang kita pahami. sekarang lanjut ke BAB I dan BAB II, 2 minggu setelahnya, revisi. bolak balik mengunjungi pembimbing, mengotak-atik leptop sampai begoo. Cari daftar referensi sampai mabok, sampai menanyakan pada teman bagaimana ini bagaimana itu sampai gondok. Yang menjelaskan dan yang dijelaskan sama-sama tidak mengerti.
Nahh, sekarang sudah memasuki BAB III dan BAB IV. Yang sampelnya di Sekolah Dasar, harus berbondong-bondong ke tempat penelitiannya tersebut, membawa Surat Ijin Penelitian, dan meminta balasan bahwa telah melakukan penelitian di tempat tersebut. Mengunjungi tempat dosen, revisi salah Definisi Operasional, mencari metode penelitian. Ini lah bagian yang dikatakan unik sebagai mahasiswa tingkat Diploma. Terkadang gue sampai tidak tidur selama 2 hari. Cerita yang sama juga yang gue dapet dari teman-teman. Bahkan ada yang lebih parah. Ingin konsultasi, tapi dosen pembimbingnya tidak ada di tempat. Pokoknya masih banyak lagi cerita mereka.
BAB I sampai dengan BAB IV telah disetujui, barulah maju untuk mempertanggung jawabkan apa yang kita tulis yaitu berupa ujian Proposal. Ujian ini terkadang membuat salah satu teman gue (Sebut saja inisialnya Wahidin Aji Saputra, Lengkapnya WAS) *Kebalik yaaa. merasa galau dengan proposal yang di buatnya. Saat konsul, pembimbing sudah fix dengan judul dan tempat penelitiannya, tapi setelah di presentasikan semuanya di ganti. dari judul, tempat penelitian, bahkan sampai daftar referensi yang tlah di carinya itu percuma. Merasa diasingkan, diabaikan, dilecehkan, sampai dia ingin bunuh diri. (Waoww... boong dikit deh) Dia cerita ke gue sih gituuu, tapi kenyataannya gak seburuk apa yang gue tangkap dari ceritanya.
Saat gue maju ujian proposal, itu adalah hal yang paling bodoh yang gue lakukan. malam sebelumnya, gue harus mengejar target untuk membuat Powerpoint untuk presentasi keesokan harinya. Dengan tenang dan damai dikamar yang remang-remang gue duduk sendirian dengan netbook gue yang imut. Dengan bangga di powerpoint gue, gue muat beberapa animasi-animasi gambar bergerak yang lucu lah pastinya, ada kelelawar terbang, tikus yg kejar-kejaran, gajah goyang, gagak bernyanyi dan ular berjalan. Karena gue mendapatkan jadwal yang paling terakhir. Tujuan gue sih biar pembimbing dan penguji tidak merasa bosan dengan pemaparan gue. Tibalah saatnya giliran gue, dengan gagah dan berkarismatik (pendapat gue sendiri) membuka presentasi tersebut. Saat di mulai slide show sampai end show. Para pembimbing dan penguji proposal gue rupanya terlihat senang dan gembira dengan hasil pemaparan gue. Tentunya gue senang banget donkkk. Gueee gituuu lohh.
Rata-rata pembimbing dan penguji gue. memberikan komentar yang sama, yaitu tentang tampilan slide. "semuanya kamu sudah bagus, tapi kenapa harus ada kebun binatangnya di proposal kamu, memangnya yang mau kamu teliti kebun binatang...?"
MALUUUUUUUUUUU... Gue teriak dalam hati gue sambil tersenyum gak jelas. GAK LAGI GUE MAKE ANIMASI-ANIMASI. Dan sampai saat ini gue kaburrrrr...
BAB V dan BAB VI akan menyusul setelah penelitian di lakukan...
So, To be Continue