Senin, 02 Agustus 2021

Sepucuk Surat untuk ipar

   

Teruntuk Hera, Sulaiman.

Assalamuaikum war...wab...

Berbasa basi boleh lah yah, karena sejatinya kita sama-sama pernah menjadi perantau di Kota yang sama, Jakarta. Kota yang penuh dengan hiruk pikuk masyarakat, orang bilang sih Kota Metropolitan.

Hallo, Bang Sule (Sapaan Akrab), gimana kabar lu bang, setelah lama meninggalakan kota? tentunya harus sehat dan tetap produktif donk. Eh, sekarang denger kabar ingin melamar adik gua yah? Wahh.. suatu kabar gembira donk tentunya. Selain sudah kenal dan akrab, tentunya kita bisa menjadi keluarga. Makasih banyak loh bang. Oh iya, gua mau cerita sedikit nih tantang Ari Siwe Meci (1) gua ke lu bang.

Sedikit tidak mungkin lu sudah paham seluk beluk nya.

Dulu, Gua dan Feton (aslinya Faturahmah) tumbuh dan dibesarkan secara sederhana oleh orangtua yang sangat hebat, orang tua yang sangat luar biasa, penuh dengan kesederhaan, kasih sayang dan disiplin. Ngomongin disiplin, terutama disiplin dalam sholat. Mama adalah orang yang paling keras. Umur gua waktu itu sekitar 8 atau 9 tahun, dan Feton 3 tahun lebih muda dari gua. Sepulang bermain saat adzan Magrib, langsung di sodorkan pertanyaan "Ma waur sambea ashar dua mu ede?"(2) dengan muka polos kamipun menjawab serentak "Belum Mah...". Mamapun menyuruh Feton ambil sapu di pojokan. Alhasil, empat kali cambukan mendarat dengan sempurna di telapak kaki kami. Wow, luar biasa kan? tapi begitulah cara didikan beliau untuk anak-anaknya, agar tidak melalikan kewajiban. Jika tidak solat, jumlah cambukan yang kami terima sesuai dengan jumlah rakaat yang di lalaikan pada saat itu. Dan alhmadulillah, dengan didikan seperti itu, In Sha Allah akan selalu membekas pada anak-anak nya, terutama gua dan Feton.

Hari berlalu, minggu terlewatkan, bulan terlampaui, hingga tahun berganti

Bapak adalah sosok bijaksana dalam memberikan kebebasan kami untuk memilih tingkat pendidikan, gua ke SMP, ia di MTs, tapi saat SMA di tempat yang sama. Namun untuk pendidikan lanjutan Tinggi, kamipun di bebaskan untuk memilih. gua di Jakarta (makanya kita ketemu di Kota ini bang, hehe) dan Feton di Makasar. Ia lulus jalur beasiswa "Pendidikan Bahasa Arab" di Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar (UIN Alauddin).

Setelah lulus kuliah, gua balik ke Bima di bulan Januari 2014 kalo gak salah. Pada saat yang sama, terjadi kericuhan mahasiswa Bima yang menyerang pemuda Makasar, yang menyebabkan banyak mahasiswa Bima yang kuliah di sana menjadi panik, syok, dan tentunya kena mental seperti anak zaman now bilang. Hingga menyebabkan kekhawatiran keluarga meningkat.. Tak terkecuali Feton, berat badannya yang semula 63 kg menjadi 54 kg, sangat terlihat sangat kurus (katanya).

Masih di tahun yang sama, kurang lebih bulan April, ia mengalami tragedi yang luarbiasa, tragedi yang hampir merenggut nyawanya. Perampokan dan pembegalan yang disertai dengan pembacokan, alhasil punggung tangan sebekah kanan menjadi korban keganasan peristiwa saat itu, karena menangkis pisau / belati yang ingin menyerang bagian muka. Sehingga tulang Carpals dan tulang Ulna pun ikut patah dalam (Hasil Rontgen). Luka sayatan pun tergambar pada punggung tangannya, yang menyebabkan banyak jahitan dan cedera untuk beberapa saat lamanya.

Trauma dari tragedi tersebut mengharuskan gua terbang ke Makasar. Sesampai di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, gua langsung ke Rumah Sakit. Dalam perjalanan, tak hentinya meminta pertolongan Allah agar ia dalam kesadaran penuh. Sesampai disana, disambut dengan kepanikan dan raut wajah sedih serta penuh iba dari para sahabatnya. Langsung diantar menuju kamar. Dengan suara parau dan penuh hati-hati, gua bertanya

"Bune ja haba mu ari gaga ?" (3)

ia hanya tersenyum sembari menenangkan hati gua yang khawatir, lalu berkata

"waur bungkus kani perban rima mada sa'e, hehe" (4). Namun, ada butiran bening yang keluar dari sudut bola matanya. Ya benar, baru saja dia menangis. terlihat sedikit bengkak kelopak matanya, dan memar biru di beberapa pipi dan dahi.

Gua mendekat dan duduk di samping bed tempat ia berbaring, lalu menyeka air matanya dengan kata-kata motivasi, kata-kata kelembutan, dan kalimat bijak sebagai seorang abang. Karena gua tahu, kejadian brutal itu sangat menyakitkan dan membekas. Menenangkan nya dengan sedikit humor dan candaan adalah cara terbaik untuk menghiburnya.

Merengek minta pulang, menjerit akibat trauma, meraung karena kesakitan, menanggung semua rasa sakit dalam satu waktu. Namun, semuanya ia bungkus rapi dengan senyum tipis, agar terlihat baik baik saja. Gadis manja yang ingin terlihat kuat, gadis lemah yang ingin menunjukkan bahwa ia mampu melewati nya dengan senyuman. Gadis dengan ego tinggi yang berwatak keras ingin tetap tegar. Gadis yang biasanya melakukan apapun sendiri, kita terlihat lemas dan tak berdaya, jangan kan memasak (karena ia pandai memasak), makan pun gua yang suapin saat itu. Tetap saja kau terlihat seperti gadis kecil yang lugu dan polos wahai adikku. 

Gak usah sok strong deh depan abang.

Setelah tiga hari di rawat di Rumah Sakit, akhirnya bisa pulang ke Kost-an dengan syarat tetap rutin kontrol tiap minggu. Tiap kali jadwal kontrol, merengek minta di belikan ini itu bla bla. Hingga 3 minggu gua berada di Makasar untuk menenangkan nya.

Terlalu kejam pelaku pembacokan, hingga merampas keceriaan yang ia miliki.Terlalu sadis pelaku kekerasan pada perempuan hingga menimbulkan trauma yang mendalam. Gua berdoa, semoga pelakunya tidak mempunyai adik perempuan.

Gua hanya sedikit mengingat moment indah bersama Calon istri lu bang.

Harapan dan terimakasih gua sederhana aja bang ke lu, yang diwakilkan dengan:

Semoga menjadi imam yang bisa membimbing dan mengarahkan ia kepada kebaikan dunia dan akhirat.

Semoga menjadi suami yang selalu bertanggung jawab atas segala kebutuhan dan kehidupannya.

Semoga menjadi suami yang bijaksana dalam berkeputusan.


Terima kasih sudah menyayanginya sejauh ini.

Terima kasih sudah mencintainya dengan berbagai kekurangannya.

Terima kasih sudah bertanggung jawab atas segala ketidaksempurnaannya dengan penuh kepedulian.


Jaga ia dengan baik, sebaik kami menjaganya waktu kecil.

Sayangi ia dengan cinta, sesayang kami waktu kecil.

Lindungi ia dengan kekuatan cinta, seperti kami melindunginya waktu kecil.


Jangan berkata kasar yang melampaui, karena hati nya rapuh.

Jangan membuat nya bersedih, karena hati nya mudah terluka.

Jangan pernah bermain tangan, karena raga nya lemah.


Salam Jauh, 2 Agustus 2021


Bang Tole

_________________________________________________


     










(1). Ari Siwe Meci : Adik perempuan yang manja

(2). Ma waur sambea ashar dua mu ede? : Kalian berdua sudah solat ashar?

(3). Bune ja haba mu ari gaga ? : Bagaimana kabarnya dek?

(4). Waur bungkus kani perban rima mada sa'e, hehe : Sudah di perban tangan ku bang, hehe

Senin, 26 Agustus 2019

Aku lelaki bodoh

untuk lelaki masa depanku
aku ingin berpesan. Tolong jaga aku sebaik mungkin. Sayangi dan cintaku dengan sepenuh hati. Perlakukan wanita mu ini dengan baik. Berikan aku kenyamanan bukan kekasaran. Biarkan aku mengeluarkan pendapat ku. Biarkan aku memberitahu apa yang aku suka dan apa yg tidak aku suka. Biarkan aku memilih apa pilihan ku. Jika kamu tidak suka apa yg aku pilih, aku lakukan, beri aku saran dengan baik. Bicarakan dengan baik dan sabar. Jika aku salah, nasihatilah aku.

Bergetar hati membaca nya, telah habis kata dan kalimat. Kaku bibir ini ingin berucap. Memang kau pandai bermain kata hingga luluh.
Dan aku.
Hanya terdiam sejenak.
Aku hanya seorang lelaki biasa yang tak pandai dalam berkata. Namun akan ku coba jawab dengan singkat.

Akan aku jaga kepercayaan itu sepenuh nya.
Aku bukan lelaki yang pandai jika berbicara tentang kekerasan.
Tapi aku tahu bagaimana cara memperlakukan wanita ku kelak.
Aku bukan lelaki yang pandai deskriminasi. Tapi aku tahu bagaimana cara menjadi bijak.
Ijinkan aku menjadi lelaki masa depan mu.

Rabu, 07 Oktober 2015

Welcome 1050 Mdpl


Sekali lagi berpetualang dengan rasa yang sangat menantang. Dengan persiapan yang sukup matang, akhirnya Pundu nence (Punce) gue taklukan lagi dengan semangat hari Pendidikan yang membara. Bersama beberapa kawan dan sahabat berjalan setapak demi setapak hingga Puncak dengan ketinggian 1050 mdpl dengan keringat rasa syukur.
Welcome To Lela Mase. Adalah kampung dengan penduduk lebih kurang 100 kk ini adalah tempat pertama kaki ini mulai melangkah. Berjalan menyusuri ladang penduduk sekitar dengan rute yang menurun dan bebatuan dengan mentari yang menyengat kulit. Disuguhi pemandangan gersang nan eksotis, akhirnya sampai disungai pertama, ya sungai “sori lela”. Dengan air yang jernih dan deras yang lumayan mengobati lelah setelah berjalan sekitar 30 menit. Capek dan lelah selalu di rasakan bagi pendaki. Dan mungkin di sini kami menamakannya dengan Post 1. Mempersiapkan jamuan makan untuk menampung tenaga ketika mulai mendaki lagi.
Setelah dari sungai, kaki ini akan terbiasa dengan rute yang mulai menanjak dan sedikit licin karena gerimis, tanjakan dengan kemiringan lebih kurang 60 derajad ini lumayan menguras tenaga. Rasa lelah kaki ini berjalan seakan tidak terasa karena pemandangan hutan belantara memanjakan mata. Sekitar kurang lebih 45 menit mendaki, “cafe” menunggu kami.
Cafe, dengan bebatuan untuk duduk dan singgah sementara. Setelah dari cafe dan melanjutkan perjalanan hingga sampai sebuah batu yang cukup besar dibandingkan dengan yang lainnya, dan di atas batu tersebut terdapat batu yang berbentuk ulekan (cobek + anak cobek). Masih dengan suasana hutan.
Sebelum sampai Pos 2, terdapat 3 meriam peninggalan kakek nenek moyang kita zaman dulu. Meriam ini mengarah ke selatan barat daya, tepat ke pemukiman warga Kecamatan Wawo. Konon cerita para petuah yang sedikit tahu keberadaan meriam ini, di gunakan untuk mengusir penjajah Belanda yang masuk ke Wawo dan beberapa daerah yang dekat dengan Kecamatan Wawo (katanya).
Pos 2. Adalah sungai kecil bahkan tidak ada aliran air yang mengalir kecuali musim hujan. Disini kami mampir untuk berwudhu dan melajutkan perjalanan menuju savana 1. Yang di tumbuhi rumput dan beberapa tumbuhan kecil lainnya, Savana pertama baru bisa melihat langit. Wudhu dari pos 2 tetap terjaga dan dzuhur di bawah rintikan gerimis.
Lanjut perjalanan hingga sampai pada “bukit penyesalan”, kenapa di namakan bukit penyesalah? Karena tanjakan yang membentuk sudut lebih kurang 120 derajat ini sangat melelahkan. Tapi bagi gue disana adalah “Bukit Cinta”.
Hingga magrib pun kami sampai di puncak nya.
“Welcome to Pundu Nence”







Kamis, 27 Agustus 2015

Aku adalah hujan


“Aku adalah hujan, jika kau tak suka silahkan berteduh” sebait kalimat ini adalah sebagai pembuka obrolan. Obrolan yang menguak kisah. Entah kapan seseorang mulai berpikir seperti itu, entah siapa yang di tujukan nya. Saya tidak tahu, yang saya tahu hujan terkadang bisa membuat kita sakit (demam). Hujan itu indah, kiriman sang pencipta sebagai sumber daya alam yang harus dimanfaatkan, jika berlebihan akan mendatangkan bencana. 

Iya, aku adalah hujan yang datang dengan segala pengharapan untuk melengkapi kekeringan bumi. Aku datang untuk menumbuhkan rumput yang entah setengah tahun mengering. Bahkan di lahap hawa panas mentari. Jika kau tak ingin sakit, segera berteduh. Tidak ku paksakan kau suka hujan. Kau masih punya payung.

Aku adalah hujan dengan sifat keras ku. Gerimis adalah kelembutanku. Dan aku akan sangat lembut jika pelangi ku ukir indah dengan cahaya yang membaur. Pelangi ku tidak akan muncul jika hujan terus deras. Ku biarkan diriku bebas hingga mentari dan mendung bergantian. Yah, aku benci payung, ia menghalangi ku untuk berkontak langsung dengan mu. Tapi kau sangat senang dengan payung.

Jumat, 17 April 2015

Mungkin Aku Lelah

Anakmu adalah generasi penerus. Di pundak ini akan melahirkan ide cemerlang yang bisa mengubah dunia. Hanya itu pengantar pada umum nya yang sering di tuturkan penulis populer.

Anakmu adalah generasi penerus. Kini aku sudah besar, baik dan buruk nya dunia kalian yang ajarkan, telah membuka jendela dunia dengan tuntunan. Kasih sayang adalah harga mutlak yang harus kami dapatkan. Hitam dan Putih sudah dapat anak mu ini bedakan wahai papa, wahai mama.

Anakmu adalah generasi penerus. Harapan dan kebanggan kalian raih dari pundak kamu sebagai anakmu. Rapuh dan renta termakan usia. Taat pada kalian adalah bukti kecintaan ku yang sangat besar.

Ini bukan tentang mereka. Tapi ini adalah tentang kita. Kini ku di hempaskan pada kenyataan yang tak pernah ku tahu dari mana arah nya. yang ku tahu hanya aku sayang kamu. Mereka tidak melihat hal itu. Aku takut mereka kecewa.

Maaf jika terlena dengan keadaan ini. Maaf untuk waktu yang kau luang. Jika ku tahu dari awal akan seperti ini. Tidak ku sentuh hidup mu. Tidak pernah ku katakan "jarak adalah sebutir debu dari genggaman kita"

Bukan hanya kamu yang tersakiti, aku juga. Kita sama-sama terluka. Bahwa harus aku yang minta maaf. Sorry. Mungkin Aku Lelah, Mungkin Kamu Juga Lelah. Dan KITA juga mungkin Lelah.

Sabtu, 17 Januari 2015

Adventure (Welcome Pacitan)

Selepas dari BIL (Bandara internasional lombok) hingga tiba di Juanda (Surabaya) adalah kesan tersendiri dalam mengarungi samudra di awan, bagaiman tidak. Setelah mendapati 'AirAsia QZ 8501' yang hilang di teluk kumai, kalteng. sempat merasa kurang nyaman. Bukan pamer, hanya ingin memberitahukan bahwa gue ada di  pesawat loh. Haha.
Sesampai di Juanda, ada pak supir 'damri' yang mengantarkan saya ke terminal 'Bungurasih'. Melelahkan memang, tapi ini lah petualangan gue. Dari terminal Bungurasih gue melanjutkan perjalanan menuju Ponorogo. Rumah teman gue yang bernama Bina Riko.
Di Ponorogo mampir beberapa hari. Belajar membuat sate ayam, hingga berjualan bersama keluarga nya. Mengitari alun2 dan mengunjungi daerah wisata adalah tujuan semua orang yang "liburan". Masih seperti dulu bahkan tidak ada perubahan yang signifikan dari pertama kali gue liburan dulu di kota reog ini.
Welcome to Pacitan, julukan kota 1001 goa ini merupakan tempat dimana teman gue yang bernama "Serka Puguh Prasetyo dan Yuni Triastuti" melangsungkan pernikahan. Hingga disini kami bisa di katakan "reuni". Iya, kami. Kami yang gue maksud, Adi fahrul, Budi Agung, Wahidin, Tanto, Philipus, dan Bang Agus. Berharap mereka membaca blog gue dengan senang. Haha. Jika kalian bukan dari mereka, gue mengucapkan terima kasih. Ini hanya sedikit catatan adventure gue.



Rabu, 07 Januari 2015

Adventure (Welcome Lombok)

Hasil yang maksimal berawal dari perjuangan yang sungguh, begitu pepatah berdakwah. Bagi gue memang benar ada nya, berawal dari pemesanan tiket pesawat yang sedikit ribet. Awal nya sudah terbooking, setelah di cek, transfer nya belum masuk.
Oke, ini sudah gue urusi dengan kode booking "fb2fjn" Lombok - Surabaya pukul 8.15.
Alarm adalah suatu mesin pengingat yang mengharuskan kita tunduk pada apa yang telah kita atur, sudah gue atur alarm jam 05.00. Dan gue bangun jam 05.30.
Saat perjalan menuju BIL, tiba2 bensin habis dan harus terpaksa dorong. Tentu nya kalian tahu kan bagaimana gondok nya saat itu, rasa nya ingin banget gue makan garam yang berlabel yodium.
Sekarang oli motor nya habis, Aarrrgghh.
Tapi masih bisa gue atasi semua. Bukan gue sih, tapi abang gue, abang gue pinter banget ngerawat motor nya.
Marah, kesal, gondok, terobati setelah gue lihat pukul 06.48 dan di ujung jalan terlihat tulisan "welcome to Bandara internasional lombok" 

Selasa, 02 Desember 2014

Desember is Good

KORPRI adalah organisasi di Indonesia yang anggotanya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, pegawai BUMN, BUMD serta anak perusahaan, dan perangkat Pemerintah Desa. Meski demikian, Korpri seringkali dikaitkan dengan Pegawai Negeri Sipil. Kedudukan dan kegiatan Korpri tak terlepas dari kedinasan. Sebenarnya organisasi ini sudah terbentuk sejak 29 November 1971.

Awal Desember tepat nya di tanggal 1, kamu warga Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima menggelar Upacara memperingati hari KORPRI di Lapangan Umum Desa Raba, yang di pimpin langsung oleh Syafrudin Daud, selaku Bapak Camat Wawo.

Pernah kah kalian di tunjuk untuk Membacakan text Pembukaan UUD 1945 pada acara seperti ini...? Hey... saya lah yang membacakannya. Bersama sosok perempuan pegawai (kantor camat) yang di tugaskan untuk membaca "Panca Prasetya Korpri" adalah suatu kebanggan tersendiri.

Rasa takut kerap terjadi, seperti takut salah melapor, takut salah melangkah, dan takut salah membaca. Namun hal itu tidak terjadi. Dan saya pun bangga.

Kamis, 09 Oktober 2014

Merindu

Langit membentang luas
Jagat raya menelan malam
Ku rindu suara merdu
Tenaga mendaki puncak rasa

Gelap ku telan mentah
Seakan mencekik sebelum lambung
Rindu memuntahkan rasa
Ingin bertemu disaat jauh

Ingin ku bunuh waktu
Hingga keadaan ku caci maki
Dalam sadar ku merindu
Diam tanpa arah

Dalam sadar ku merindu
Merintih hingga ku bayangkan
Wanita berjilbab di seberang sana
Hingga dalam sadar ku merindu

Suara merdu terbawa angin
Pejamkan mata, fatamorgana yang ku dapat
Rindu seperti seonggok kertas yang terbakar
Lalu jadi abu

Dalam sadar ku rindu
Diam pun ku rindu
Teriak ku rindu
Yaa... Aku sedang merindu

-Sonmax-

Selasa, 22 April 2014

NTP "Nusa Tenggara Photography"

Berbicara tentang foto dari berbagai jenis bentuk, ada beberapa orang yang sangat menyukai memotret berbagai jenis obyek. Seorang yang di bilang "Profesional" dalam karya seni jepretan adalah mereka yang masih haus dan lapar dalam menjepret berbagai hal yang menurut nya unik. 

"NUSA TENGGARA PHOTOGRAPHY" adalah suatu komunitas sederhana yang bergerak di bagian foto dan majalah. Segala jenis foto, misalnya model, landscape, animal, dan semua yang berbau unik selalu di buru bagi kami anggota NTP. Mulai dari objek yajg sebesar gunung hingga sekecil nyamuk pun wajib di tangkap oleh lensa ketika "hunting" tiba.

Perekrutan anggota, adalah salah satu kegiatan dalam NTP, dimana setiap anggota baru yang "ingin" bergabung di dalamnya, wajib mengerjakan beberapa tugas yang di berikan oleh "senior". Tugas yang berikan adalah tugas yang cukup berat, kenapa? Alasannya, karena ingin membentuk karakter dari masing-masing anggota baru. Email adalah satu-satunya media untuk pengiriman hasil tugas.

Lambang NTP mempunyai artinya tersendiri. 2 tiang yang berdiri kokoh di samping berwarna merah dan kuning serta "rana kamera" ditengah. 

Warna merah memberi arti gairah dan memberi energy dan menyerukan terlaksananya suatu tindakan. Dalam psikologi warna merah merupakan simbol dari energi, gairah, action, kekuatan dan kegembiraan. Dominasi warna merah mampu merangsang indra fisik seperti meningkatkan nafsu makan dan gairah seksual. Negatifnya warna merah identik dengan kekerasan dan kecemasan. Untuk menjaga keseimbangannya warna merah baik jika dipadukan dengan warna biru muda.

Warna kuning memberi arti kehangatan dan rasa bahagia dan seolah ingin menimbulkan hasrat untuk bermain. Dengan kata lain warna ini juga mengandung makna optimis, semangat dan ceria. Dari sisi psikologi keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental. Warna kuning sangat baik digunakan untuk membantu penalaran secara logis dan analitis sehingga individu penyuka warna kuning cenderung lebih bijaksana dan cerdas dari sisi akademis, mereka lebih kreatif dan pandai meciptakan ide yang original.

Rana kamera melambangkan seorang fotografi.

Jumat, 18 April 2014

Hasil Jepretan







Maaf,!!! Cakar Langitku

Sempat hengkang dari my Blog. Sempat ngambek juga Cakar Langit ku, karena tak pernah ku tengok sama sekali, di bilang usang, bukanlah sesuatu barang yang bisa di genggam, dibilang banyak sarang laba-laba dan tikus, Cakar Langitku bukanlah ruang kosong yang tak berarti, melainkan ruang yang memiliki arti.

Cakar Langitku adalah sebuah ruang yang menyimpan seribu ungkapan hati, sejuta makna dan ratusan cerita hari-hari. Cakar Langitku, janganlah engkau ngembek. Janganlah engkau sadis hingga kau seperti ini. Ku berjanji akan lebih selalu menengokmu setiap hari.

Kegiatanku saat ini karena sedang sibuk belajar motret. hehehe.
Ku harap kau mengerti dengan keadaan ku saat ini my Cakar Langit. Nanti akan ku ceritakan dan akan ku bagikan hasil Jepretan ku. Yaa walaupun hasil nya masih standar dan masih perlu belajar dari beberapa master Jepretan di luar sana, ku yakin kau pasti bangga suatu saat nanti..

Rabu, 29 Januari 2014

Burung Daraku

Suatu ketika, ku hadapkan pada sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang sebenarnya simple, mudah, dan mendalam. Tapi bukan logika dan akal yang berbicara, melainkan hati dan perasaan. Bukan seperti pertanyaan-pertanyaan yang pada dasarnya bisa dimengerti oleh kebanyakan orang, tapi memang pertanyaan itu bukan pertanyaan yang biasa, misalnya satu regu team cerdas cermat yang sedang dihadapkan dengan pertanyaan Ilmu Sosial atau Ilmu Alam. Bukan. Bukan itu pertanyaan yang sedang ku hadapi sekarang ini.

Di ibarat peserta “wants to be a millioner” jika salah menjawab dan salah menafsirkan pertanyaan, ia tidak bisa lanjut ke babak berikutnya. Untuk bisa mengetahui kebenaran dari pertanyaan yang ku hadapi itu perlu bukti hati yang tulus dan bisa di terima oleh akal.

Jika pertanyaan itu ku lemparkan pada mu.
“kamu pilih yang mana...?”

Di kisah kan seperti burung dara. Burung dara yang cantik, manis, serta lembut mengisyaratkan sebagai sebuah pertanda bahwa kau ingin jawaban yang seperti itu.
-    Burung dara yang pertama, berasal dari tanah kelahiran mu, memiliki bulu yang halus, berwarna putih susu memiliki corak yang indah pada sayapnya, dan dia dambaan semua burung dara jantan lainnya.
-    Burung dara yang kedua, masih sama seperti burung dara pertama, hanya saja ia memiliki sayap yang bukan dari tanah kelahiranmu, dan dia pujaan semua burung dara jantan lainnya.
-    Sedangkan burung dara yang ketiga, berasal dari tanah seberang, yang mempunyai bulu yang halus, corak sayapnya penuh dengan warna. Indah dan damai jika di pandang. Dan dia pun pujaan burung dara jantan lainnya.

Itulah pernyataan yang harus ku hadapi ketika sepasang mata melirik membutuhkan jawabanku. “Ibu... akan ku segerakan bawa burung dara kepangkuanmu

Galau dan Gatot Beda Tipis (Part 1)

Cinta mampu merubah apapun yang ada di muka bumi ini, termasuk merubah kita yang sedang sedih menjadi bahagia, termasuk merubah status jomblo menjadi pacaran. Dan masih banyak lagi perubahan-perubahan yang terjadi ketika kita sedang jatuh cinta. Perubahan itulah yang akan menjadi motivator bagaimana cara kita bersikap untuk meraih cinta.
Setelah gagal dengan Intan, abang gue tidak putus asa dalam meraih cinta sejatinya, tidak pernah mengeluh walau ditolak karena telat. *bukan telat datang bulan* tapi keduluan orang lain. Abang gue telah menjadi seorang laki-laki yang sangat dewasa dan sangat pengertian saat itu, bagaimana tidak. “Memberikan kesempatan kepada yang lain untuk untuk mendapatkan cinta Intan”. #Katanya ditengah hati meringis. Abang gue pengertian juga yahh, salut gue..?!? (y)
Waktu terus berjalan, detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti pakaian. *dan lo bayangin aja, bulan adalah perempuan cantik yang sedang ganti pakaian, aahhh, pemandangan yang indah. Upsss*. Sosok Intan mulai memudar dari pikiran abang gue. Intan yang dulunya gadis paling manis sekelas, sekarang sudah biasa saja. Kenapa? Karena abang gue SEMPAT jatuh cinta padanya. Itu sebabnya Intan adalah wanita yang paling manis di dunia ini. Dan sekarang sudah biasa saja. #Horeee... abang gue move on, sekali lagi ABANG GUE MOVE ON*
Berbicara tentang MoveOn. Kata ini yang paling gue bingung sampai detik ini. Misalnya, si A (Perempuan) mutusin pacarnya karena sudah tidak kuat lagi dengan sikap pacarnya yang egois, dan tidak peka terhadap perasaan perempuan, dan suka keganjenan terhadap perempuan lain. Sebenarnya si A masih sayang pada pacarnya. Si B (pacar A) otomatis bingung dan marah dengan sikap si A yang begitu aneh karena minta putus secara tiba-tiba. Intinya mereka putus. Si A selalu bilang “arrgghh...gue pengen Mupph on”.
Dari kisah diatas, move on adalah rasa ingin terlepas dari bayang-bayang sang mantan yang selalu menghantui jiwa dan raga karena masih tersisa rasa sayang dan cinta. Jika belum pernah jatuh cinta dan mencintai orang, jangan pernah bilang “move on” untuk melepas dan merelakan mereka. Karena move on ini identik dengan perasaan galau dan sejenisnya. Bagi gue ENGGAK. Menurut gue sendiri, move on terdiri dari dua suku kata, move dan on. MOVE adalah pindah dan ON adalah bego, kenapa bego? Karena kata on di ambil dari akhiran kata dalam bahasa Sangsekerta yaitu Bloon. Jadi pengertian dari move on itu sendiri adalah perpindahan hati seseorang terhadap perubahan zaman atas apa yang telah dilakukannya sehingga terlihat seperti orang bego. *bahasa gue keren kan, iyalah, tiga kali puasa, tiga kali lebaran gue merangkai kalimat tadi. Selama itu pula keluarga bang toyib kesusahan*.
Oke... untuk kali ini gue tidak mau membahas tentang ke-galau-an dan sejenisnya, kenapa? *mau tau jawabannya?* sini gue bisikin, (galau itu milik abang gue, jika sedang galau abang gue bisa berubah jadi kucing garong. Kalau lo gangguin, lo disangka tikus got, makanya hati-hati dengan abang gue, Pulunk). “Gue dengar semua apa yang lo omongin dek. Dikira lo gue budek. *Lempar panci*” Cetus Pulunk dari kejauhan.
Lambat laun abang gue sudah mulai merubah sikap dari yang kekanakan menjadi SOK dewasa, dari cara sms-an alay menjadi biasa, karena ia ingin mendapatkan cinta dan sayang dari perempuan yang ia sukai dan otomatis yang gak alay cuy, dari sisiran rambut belum berubah, rambut kritingnya masih belah pantat. *gue jadi teringat film “jin & jun” yang diperankan oleh Syahrul Gunawan sebagai jun, dan memiliki sisiran belah dua. Jun terlihat keren dan berkarismatik* Lah ini abang gue ngikutin sisiran rambutnya si Jun. Hadeh. Kalau rambut lurus mah gapapa bang.
Seminggu lagi Pulunk melepas pangkat, kedudukan, harkat, martabat (bukan martabak yaaa, pikiran lo makanan mulu sih), ras, golongan dan jabatannya sebagai ketua kelas. Kenapa? Karena masa jabatan ketua kelas 1 tahun 2 semester 3 cawu kurang 1 minggu. Bingung gak lo penjelasan gue? *Bingung* Yaaa ampun, intinya seminggu ini abang gue akan melaksanakan ulangan semester genap, bukan semester ganjil. Bukan juga injil, bukan kancil, bukan juga pencil. Hanya ulangan kenaikan kelas. Dimana ulangan ini untuk menentukan sejauh mana kemampuan dari murid didik terhadap materi yang disampaikan oleh gurunya masing-masing. Bukan kuntilanak yee, tapi guru. *Husstt. Jangan ngomong tentang horor. Abang gue bisa pingsang ntar*
Jujur saja, mata pelajaran yang paling di benci abang gue adalah Matematika. Karena bagi dia matematika itu adalah pelajaran yang sangat membingungkan. Pelajaran yang membuat pikiran jadi stres. Pernah sekali gue ngintip dia sedang ngerjain tugas matematika, kalau gak salah waktu itu soal cerita “Budi di suruh ibunya ke toko Sami jaya membeli gula pasir sebanyak 10 kg untuk membuat kue. Gula tersebut terpakai hanya 6 kg saja untuk adonan kue. Berapakah sisa gula pasir tersebut?” Abang gue mengkerutkan dahi dan menggaruk kepala sambil berkata “10 kg dan 6 kg ini di apain sih, bingung gue. Mungkin salah soal kali yaa?” pengen banget gue jedotin kepalanya ke tembok. Pokoknya bego banget deh yang namanya matematika.
Seminggu telah berlalu. Sekarang saatnya class meeting. Biasanya selama 2 minggu. Dan selama itu kegiatan ekstrakurikuler di lombakan antar kelas. Mulai dari pertandingan football, badminton, volly ball, cerdas cermat antar kelas, lomba balap karung, lomba makan kerupuk dan lomba kencing berlari. Yang terakhir gue bohong. Abang gue selalu menunggu tibanya kegiatan rutinitas akhir semester genap. Karena setiap ketua dan sekretaris kelas dari seluruh kelas yang ada menjadi panitia lomba. Abang gue keren juga yaaa jadi panitia lomba. Hehehehe *bangga gue*
Pulunk menjadi panitia lomba balap karung. Baginya, lomba balap karung itu Indonesia banget. Di luar negri belum ada lomba semacam ini, yang didalamnya berisi orang yang sedang loncat-loncat seperti pocong mulai dari start hingga garis finish. Seperti biasa, sebelum mulai perlombaan abang gue harus mencatat siapa saja siswa yang berminat mengikuti lomba ini. Salah satunya adalah Brama, teman sebangkunya yang merupakan perwakilan dari kelas VIIIB untuk balap karung. Dan yang pada akhirnya Brama keluar sebagai juara 1 waktu itu. *gue rasa mereka curang. Brama yang gue kenal mempunya sifat 5 L. Letih, Lesu, Lunglai, Lelet, dan aLay, mana mungkin dia juara 1 (yang ternyata setelah gue selidiki pesertanya cuman dia doank) wkwkw*
Class meeting berlalu tanpa ada yang spesial bagi Pulunk, abang gue. Hari sabtu kali ini merupakan sabtu yang sangat membahagiakan bagi wali murid, karena bisa melihat hasil belajar anaknya. Dan sangat menegangkan bagi murid-murid yang tergolong nakal dan sejenisnya, tergolong bodoh dan sejenisnya, karena ketakutan akan tinggal kelas (dibaca ‘tidak naik kelas’). Begitu juga dengan abang gue, perasaan deg-deg an selalu muncul secara tiba-tiba. *jangan-jangan abang gue gak naik kelas, :’( yaaaassalaaammm, keterlaluan ini*. Sesampai nya di rumah, gue membuka rapot Pulunk. Tepat di tulisan semester genap kelas VIII di pojok kanan atas, dan mata gue terus jelalatan hingga kebawah dan terhenti pada sebuah tulisan. Tulisan itu berisi “Peringkat 4 dari 45 siswa dengan jumlah nilai 1280” terus gue lanjutin ke bawah pojok kanan tertulis “Tingkatkan dan pertahankan prestasimu! Naik di kelas IX” *APAAHHHHH??? Gak salah baca kan gue...? mungkin salah rapot kali. setelah gue cek ulang ternyata benar... gak nyangka abang gue sehebat itu, Salut...salut sama lu bang*


***To Be Continue***

Senin, 20 Januari 2014

Ijasahku, Tidak Prematur.!

Ku yakin, menunggu itu adalah suatu hal yang paling membosankan dalam hidup ini. Bagaimana tidak. Tanggal 30 September 2013 silam adalah moment yang paling mengesankan dan paling bersejarah dalam dunia pendidikan, khususnya bagi saya dan teman-teman se-angkatan. Karena pada hari itu adalah moment dimana mahasiswa dari angkatan saya menyudahi urusan perkuliahan dan urusan kampus. Apalagi kalau bukan WISUDA.
Konsultasi bersama teman-teman seangkatan SMA dari berbagai jurusan dan dari berbagai kampus sangat menarik, hingga mereka mempertanyakan “Bagaimana dengan Ijasahmu?” inilah hal yang paling sulit saya jawab ketika pertanyaan itu terlontar.
Bukan hanya teman, sahabat dan keluarga yang menanyakan hal yang sama. Kedua orangtua pun sering, bahkan selalu menanyakan ku di setiap mereka menelpon ku dari kejauhan sana. Saya harus bagaimana? KESAL..? Sempat perasaan itu mengguncang jiwa. MARAH..? Terus terang saya hanya menjawab iya.
Kampusku yang baik hati. Belum berani mengeluarkan state tentang bagaimana cara mahasiswanya menjawab semua pertanyaan sahabat, teman, keluarga dan orang tua mengenai Ijasah. Huhftt. Sungguh mengerikan memang. Tapi ku tak berani menuntut kepada kampus yang telah memberikan sejuta ilmu untuk masa depan. Tapi, bagaimana dengan teman sejawat ku? Apakah pemikiran mereka sama dengan ku? Atau kah mereka meronta dan membenci kebijakan kampus dan Dekan? Arrgghh. Sungguh sulit memahami ini semua.
 Dunia kerja telah menanti. Dunia itu menyambut dengan senyuman dan harapan. Ketika saat itu tiba, akan ada masa pelamar kerja dipertanyakan “Disini semua lamaran, harus menggunakan Ijasah, jika tidak dicantumkan. Silahkan datang kembali di lain waktu.Ironis memang. lalu apa yang harus di jawab kepada mereka tentang Ijasahku yang belum lahir? Bukankah rata-rata kampus mengandung Ijasah paling lama 1 bulan? Apakah Ijasahku akan lahir prematur? Ohh... Tidak...
Teman sejawatku yang malang menunggu Ijasah. Kita hanya bisa bersabar dan berdoa. Semoga kampus kita yang baik hati akan segera melahirkan Ijasah kita dengan selamat. Karena saya yakin, di kelahiran Ijasah yang pertama, kampus akan memberikan yang terbaik untuk anak pertamanya.


Jakarta, 20 Januari 2014