Ku
yakin, menunggu itu adalah suatu hal yang paling membosankan dalam hidup ini.
Bagaimana tidak. Tanggal 30 September 2013 silam adalah moment yang paling
mengesankan dan paling bersejarah dalam dunia pendidikan, khususnya bagi saya
dan teman-teman se-angkatan.
Karena pada hari itu
adalah moment dimana mahasiswa dari angkatan saya menyudahi urusan perkuliahan
dan urusan kampus. Apalagi kalau
bukan WISUDA.
Konsultasi
bersama teman-teman seangkatan SMA dari berbagai jurusan dan dari berbagai
kampus sangat menarik, hingga mereka mempertanyakan “Bagaimana dengan Ijasahmu?” inilah hal yang paling sulit saya
jawab ketika pertanyaan itu terlontar.
Bukan
hanya teman, sahabat dan keluarga yang menanyakan hal yang sama. Kedua orangtua
pun sering, bahkan selalu menanyakan ku di setiap mereka menelpon ku dari
kejauhan sana. Saya harus bagaimana? KESAL..?
Sempat perasaan itu mengguncang jiwa. MARAH..?
Terus terang saya hanya menjawab “iya”.
Kampusku
yang baik hati. Belum berani mengeluarkan state
tentang bagaimana cara mahasiswanya menjawab semua pertanyaan sahabat, teman,
keluarga dan orang tua mengenai Ijasah.
Huhftt. Sungguh mengerikan memang. Tapi ku tak berani menuntut kepada kampus
yang telah memberikan sejuta ilmu untuk masa depan. Tapi, bagaimana dengan
teman sejawat ku? Apakah pemikiran mereka sama dengan ku? Atau kah mereka
meronta dan membenci kebijakan kampus dan Dekan?
Arrgghh. Sungguh sulit memahami ini semua.
Dunia kerja telah menanti. Dunia
itu menyambut dengan senyuman dan harapan. Ketika saat itu tiba, akan ada masa
pelamar kerja dipertanyakan “Disini semua
lamaran, harus menggunakan Ijasah, jika tidak dicantumkan. Silahkan datang
kembali di lain waktu.” Ironis
memang. lalu apa yang harus di jawab kepada mereka tentang Ijasahku yang belum
lahir? Bukankah rata-rata kampus mengandung Ijasah paling lama 1 bulan? Apakah
Ijasahku akan lahir prematur? Ohh... Tidak...
Teman
sejawatku yang malang menunggu Ijasah. Kita hanya bisa bersabar dan berdoa.
Semoga kampus kita yang baik hati akan segera melahirkan Ijasah kita dengan
selamat. Karena saya yakin, di kelahiran Ijasah yang pertama, kampus akan
memberikan yang terbaik untuk anak pertamanya.
Jakarta, 20 Januari
2014