Cinta
mampu merubah apapun yang ada di muka bumi ini, termasuk merubah kita yang
sedang sedih menjadi bahagia, termasuk merubah status jomblo menjadi pacaran.
Dan masih banyak lagi perubahan-perubahan yang terjadi ketika kita sedang jatuh
cinta. Perubahan itulah yang akan menjadi motivator bagaimana cara kita
bersikap untuk meraih cinta.
Setelah
gagal dengan Intan, abang gue tidak putus asa dalam meraih cinta sejatinya,
tidak pernah mengeluh walau ditolak karena telat. *bukan telat datang bulan*
tapi keduluan orang lain. Abang gue telah menjadi seorang laki-laki yang sangat
dewasa dan sangat pengertian saat itu, bagaimana tidak. “Memberikan kesempatan kepada yang lain untuk untuk mendapatkan cinta
Intan”. #Katanya ditengah hati meringis. Abang gue pengertian juga yahh,
salut gue..?!? (y)
Waktu
terus berjalan, detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari,
hari berganti bulan, bulan berganti pakaian. *dan lo bayangin aja, bulan adalah
perempuan cantik yang sedang ganti pakaian, aahhh, pemandangan yang indah.
Upsss*. Sosok Intan mulai memudar dari pikiran abang gue. Intan yang dulunya
gadis paling manis sekelas, sekarang sudah biasa saja. Kenapa? Karena abang gue
SEMPAT jatuh cinta padanya. Itu sebabnya Intan adalah wanita yang paling manis
di dunia ini. Dan sekarang sudah biasa saja. #Horeee... abang gue move on,
sekali lagi ABANG GUE MOVE ON*
Berbicara
tentang MoveOn. Kata ini yang paling gue bingung sampai detik ini. Misalnya, si
A (Perempuan) mutusin pacarnya karena sudah tidak kuat lagi dengan sikap
pacarnya yang egois, dan tidak peka terhadap perasaan perempuan, dan suka
keganjenan terhadap perempuan lain. Sebenarnya si A masih sayang pada pacarnya.
Si B (pacar A) otomatis bingung dan marah dengan sikap si A yang begitu aneh
karena minta putus secara tiba-tiba. Intinya mereka putus. Si A selalu bilang “arrgghh...gue pengen Mupph on”.
Dari
kisah diatas, move on adalah rasa ingin terlepas dari bayang-bayang sang mantan
yang selalu menghantui jiwa dan raga karena masih tersisa rasa sayang dan
cinta. Jika belum pernah jatuh cinta dan mencintai orang, jangan pernah bilang
“move on” untuk melepas dan merelakan
mereka. Karena move on ini identik dengan perasaan galau dan sejenisnya. Bagi
gue ENGGAK. Menurut gue sendiri, move on terdiri dari dua suku kata, move dan on. MOVE adalah pindah dan ON adalah bego, kenapa bego? Karena kata
on di ambil dari akhiran kata dalam bahasa Sangsekerta yaitu Bloon. Jadi pengertian dari move on itu sendiri adalah perpindahan hati seseorang terhadap
perubahan zaman atas apa yang telah dilakukannya sehingga terlihat seperti
orang bego. *bahasa gue keren kan, iyalah, tiga kali puasa, tiga kali lebaran
gue merangkai kalimat tadi. Selama itu pula keluarga bang toyib kesusahan*.
Oke...
untuk kali ini gue tidak mau membahas tentang ke-galau-an dan sejenisnya,
kenapa? *mau tau jawabannya?* sini gue bisikin, (galau itu milik abang gue,
jika sedang galau abang gue bisa berubah jadi kucing garong. Kalau lo gangguin,
lo disangka tikus got, makanya hati-hati dengan abang gue, Pulunk). “Gue dengar
semua apa yang lo omongin dek. Dikira lo gue budek. *Lempar panci*” Cetus
Pulunk dari kejauhan.
Lambat
laun abang gue sudah mulai merubah sikap dari yang kekanakan menjadi SOK dewasa, dari cara sms-an alay
menjadi biasa, karena ia ingin mendapatkan cinta dan sayang dari perempuan yang
ia sukai dan otomatis yang gak alay
cuy, dari sisiran rambut belum berubah, rambut
kritingnya masih belah pantat. *gue jadi teringat film “jin & jun” yang
diperankan oleh Syahrul
Gunawan sebagai jun, dan memiliki sisiran belah dua. Jun terlihat keren dan
berkarismatik* Lah ini abang gue ngikutin sisiran rambutnya si Jun. Hadeh.
Kalau rambut lurus mah gapapa bang.
Seminggu
lagi Pulunk melepas pangkat, kedudukan, harkat, martabat (bukan martabak
yaaa, pikiran lo makanan mulu sih), ras, golongan
dan jabatannya sebagai ketua kelas. Kenapa? Karena masa jabatan ketua kelas 1
tahun 2 semester 3 cawu kurang 1 minggu. Bingung gak lo penjelasan gue?
*Bingung* Yaaa ampun, intinya seminggu ini abang gue akan melaksanakan ulangan
semester genap, bukan semester ganjil. Bukan juga injil, bukan kancil, bukan
juga pencil. Hanya ulangan kenaikan kelas. Dimana ulangan ini untuk menentukan
sejauh mana kemampuan dari murid didik terhadap materi yang disampaikan oleh
gurunya masing-masing. Bukan kuntilanak yee, tapi guru. *Husstt. Jangan ngomong
tentang horor. Abang gue bisa pingsang ntar*
Jujur
saja, mata pelajaran yang paling di benci abang gue adalah Matematika. Karena
bagi dia matematika itu adalah pelajaran yang sangat membingungkan. Pelajaran
yang membuat pikiran jadi stres. Pernah sekali gue ngintip dia sedang ngerjain
tugas matematika, kalau gak salah waktu itu soal cerita “Budi di suruh ibunya ke toko ‘Sami
jaya’
membeli gula pasir sebanyak 10 kg untuk membuat kue. Gula tersebut terpakai
hanya 6 kg saja untuk adonan kue. Berapakah sisa gula pasir tersebut?”
Abang gue mengkerutkan dahi dan menggaruk kepala sambil berkata “10 kg dan 6 kg ini di apain sih, bingung
gue. Mungkin salah soal kali yaa?” pengen banget gue jedotin kepalanya ke
tembok. Pokoknya bego banget deh yang namanya matematika.
Seminggu
telah berlalu. Sekarang saatnya class
meeting. Biasanya selama 2 minggu. Dan selama itu kegiatan ekstrakurikuler
di lombakan antar kelas. Mulai dari pertandingan football, badminton, volly
ball, cerdas cermat antar kelas, lomba balap karung, lomba makan kerupuk dan
lomba kencing berlari. Yang terakhir gue bohong. Abang gue selalu menunggu
tibanya kegiatan rutinitas akhir semester genap. Karena setiap ketua dan
sekretaris kelas dari seluruh kelas yang ada menjadi panitia lomba. Abang gue
keren juga yaaa jadi panitia lomba. Hehehehe *bangga gue*
Pulunk menjadi panitia lomba
balap karung. Baginya, lomba balap karung itu Indonesia banget. Di luar negri
belum ada lomba semacam ini, yang didalamnya berisi orang yang sedang
loncat-loncat seperti pocong mulai
dari start hingga garis finish. Seperti biasa, sebelum mulai
perlombaan abang gue harus mencatat siapa saja siswa yang berminat mengikuti lomba
ini. Salah satunya adalah Brama, teman sebangkunya yang merupakan perwakilan
dari kelas VIIIB untuk balap karung. Dan yang pada akhirnya Brama keluar
sebagai juara 1 waktu itu. *gue rasa mereka curang. Brama yang gue kenal
mempunya sifat 5 L. Letih, Lesu, Lunglai, Lelet, dan aLay, mana mungkin dia
juara 1 (yang ternyata setelah gue selidiki pesertanya cuman dia doank) wkwkw*
Class
meeting berlalu tanpa ada yang spesial bagi Pulunk, abang gue. Hari sabtu
kali ini merupakan sabtu yang sangat membahagiakan bagi wali murid, karena bisa
melihat hasil belajar anaknya. Dan sangat menegangkan bagi murid-murid yang
tergolong nakal dan sejenisnya, tergolong bodoh dan sejenisnya, karena
ketakutan akan tinggal kelas (dibaca ‘tidak naik kelas’). Begitu juga dengan abang
gue, perasaan deg-deg an selalu muncul secara tiba-tiba. *jangan-jangan abang
gue gak naik kelas, :’( yaaaassalaaammm, keterlaluan ini*. Sesampai nya di
rumah, gue membuka rapot Pulunk. Tepat di tulisan semester genap kelas VIII di
pojok kanan atas, dan mata gue terus jelalatan hingga kebawah dan terhenti pada
sebuah tulisan. Tulisan itu berisi “Peringkat
4 dari 45 siswa dengan jumlah nilai 1280” terus gue lanjutin ke bawah pojok
kanan tertulis “Tingkatkan dan
pertahankan prestasimu! Naik di kelas IX” *APAAHHHHH??? Gak salah baca kan
gue...? mungkin salah rapot kali. setelah gue cek ulang ternyata benar... gak
nyangka abang gue sehebat itu, Salut...salut sama lu bang*
***To Be Continue***