Minggu, 22 Desember 2013

Gadis Tuaku

Ku duduk disamping gadis tua ku. Ku ingin membagi cerita bersamanya, cerita tentang cinta dan kejamnya dunia. Ku tidur diatas pangkuannya, dielus kepalaku tanda kasih sayang tak akan pernah ada habisnya, lalu ia bercerita tentang dunia kecilku. Duniaku yang begitu indah, dimasa ia dapat menggendongku dan mencium aku setiap saat, memelukku dengan kehangatan. Dunia ku yang mungil, penuh dengan isak tangis tiap pagi dan malam. Hingga burung enggan untuk berkicau. Dunia kecilku belum mengenal air mata kebahagiaan, karena gadis tua ku begitu rapuh dan tegar disaat ku ada. Dunia kecilku belum bisa mengenal orang disekelilingku, kecuali gadis tuaku.
Gadis tua ku adalah wanita paling cantik didunia ini. Wanita yang paling manis yang pernah ada dan tak tergantikan. Senyuman yang begitu indah menghiasi bibirnya, senyuman tulus untuk seorang anak yang masih dalam dekapan saat ia menggendongku. Ku mulai merangkak, dan bisa berjalan, hanya satu tujuanku yaitu kembali dalam pelukan hangatnya. Saat merangkak, berjejer beberapa wajah yang menungguku. Tapi hanya 1 wajah yang bisa ku kenal yaitu gadis tuaku.

Kini,,,…

Aku sudah besar dan mampu mengenal dunia, sempat ku menangis dan ingin berkata “ibu, dunia ini ternyata begitu kejam. Peluk aku ibu”. Duniaku tak seindah dulu, dan inilah kenyataannya bahwa dunia yang sebenarnya. Kembali menatap wajah yang damai dan sejuk. Namun, keriput mulai singgah di wajah cantikmu wahai gadis tuaku. Keriput semakin hari semakin banyak yang diberikan waktu. Waktu memang sedikit jahat, tapi, it’s a real.
Bayi yang dulu kau pelihara dengan cintamu. Kau rawat dengan sayangmu. Kini sudah bersayap layaknya Elang. Terbang jauh meninggalkan sarangnya. Untuk mencari segenggam harap. Ijinkan aku terbang jauh untuk mencari penghidupan yang baru wahai gadis tuaku. Sayap ini akan terbentang luas dengan sepucuk doamu. Akan menggapai mega dengan dukunganmu. Akan mengepakkan sayapnya sampai ia menemukan apa yang ia cari, meninggalakan sejuta kenangan, terbang tinggi meninggalkan jejak. Meninggalkan rumah. Tapi yakinlah, aku akan kembali menikmati hangatnya pelukanmu wahai gadis tuaku, wahai ibu.

Ibu, maafkan anakmu yang belum bisa membahagiakanmu. Selamat Hari Ibu Sedunia. Kami sayang padamu.






Mama & Muslim

Mama & Atila


Mama & Faturahmah

Mama & Iwan